Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman di tengah cuaca ekstrim. Di RSUD Jombang, rata-rata 30 pasien DBD harus menjalani perawatan intensif setiap bulan. Mayoritas pasien adalah anak-anak, dan sebagian besar dirujuk dari puskesmas.

Direktur RSUD Jombang, Ma’murotus Sa’diyah, akrab disapa Ning Eyik, menyebut, tren pasien DBD dalam tiga bulan terakhir memang menurun dibandingkan awal tahun.

“Rata-rata satu bulan 30-an pasien. Kalau dibanding Januari–Februari lalu, jauh menurun. Waktu itu sampai 100 pasien,” ujar Ning Eyik, Senin (14/7/2025) sore.

Menurutnya, angka kasus DBD yang masih cukup tinggi ini salah satunya dipengaruhi cuaca yang tak menentu. Meski sudah memasuki musim kemarau, hujan masih kerap turun dan menciptakan kondisi ideal bagi berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

“Kadang hujan di musim kemarau. Itu salah satu faktornya,” jelasnya.

Per 14 Juli, RSUD Jombang masih merawat tujuh pasien DBD — semuanya anak-anak. Dua di antaranya masih dalam pengawasan ketat, sementara lima lainnya dalam kondisi stabil.

“Alhamdulillah, semua stabil. Dua memang masih kami pantau ketat. Dan, insya Allah, sejauh ini tidak ada pasien meninggal,” pungkasnya.