Kasus pneumonia pada anak di Kabupaten Jombang masih tergolong tinggi. Data RSUD Jombang mencatat, rata-rata 48 pasien anak di bawah 17 tahun harus menjalani perawatan setiap bulan sepanjang 2025.
Direktur RSUD Jombang, dr. Pudji Umbaran, menyebut tren kasus pneumonia anak cenderung fluktuatif, namun jumlahnya tetap mengkhawatirkan.
“Hingga 25 September, masih ada delapan pasien anak yang dirawat secara intensif. Rata-rata tiap bulan kasus yang kami tangani sekitar 48 anak,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).
Berdasarkan data, kasus pneumonia anak tercatat 45 pasien pada Januari, 60 pasien di Februari, 54 pasien pada Maret, 33 pasien pada April, 60 pasien di Mei, 60 pasien pada Juni, 39 pasien di Juli, 36 pasien pada Agustus, dan 48 pasien sepanjang September.
Untuk mendukung layanan medis, RSUD Jombang menyiapkan fasilitas lengkap mulai dari pemeriksaan rontgen thoraks, laboratorium, hingga pemantauan saturasi oksigen menggunakan pulse oximeter.
“Dalam tahap perawatan, kami siapkan nebulizer, ventilator, oksigen sentral, hingga high flow nasal cannula (HFNC). Obat-obatan penting untuk terapi pneumonia juga tersedia,” jelas dr. Pudji.
Selain perawatan di rumah sakit, pihaknya juga memberikan edukasi kepada orang tua agar dapat melanjutkan pemantauan anak ketika pulang. Menurutnya, kesadaran orang tua dalam mengenali gejala awal pneumonia sangat penting.
“Demam tinggi, batuk tak kunjung sembuh, dan sesak napas harus segera direspons dengan membawa anak ke fasilitas kesehatan. Pneumonia berbahaya jika penanganan terlambat. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang anak untuk sembuh,” tegasnya.
RSUD Jombang pun mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, terutama saat musim pancaroba yang kerap meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.