INSANG atau Instalasi Sanitasi Lingkungan RSUD Jombang adalah sebuah instalasi yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan lingkungan. Mulai dari penyehatan, pengamanan, pengendalian dan pengawasan media serta fasilitas kesehatan lingkungan yang ada di rumah sakit.
Untuk diketahui bahwa instalasi sanitasi lingkungan punya peranan penting, salah satunya adalah program pengolahan limbah.
Dimana limbah yang dihasilkan salah satunya dari kegiatan medis yang ada di ruangan. Nah itu gimana caranya kita bisa mengolah limbah itu dengan baik agar tidak terjadi penularan penyakit. Salah satu peran insang ini untuk mencegah penyebaran penyakit juga.
Kemudian melindungi kesehatan petugas, pasien, pengunjung rumah sakit maupun lingkungan sekitar rumah sakit. Adapun salah satu langkahnya yaitu adanya pemilihan limbah padat sesuai dengan jenis dan karakteristiknya.
Dian Kartika Dewi, SKL selaku sanitarian (Ahli Kesehatan Lingkungan) RSUD Jombang mengatakan, "Jadi pemilihan limbah di rumah sakit ini sangat penting. Karena, kita tahu sendiri, kita bekerja dalam wilayah yang resiko tinggi. Jadi gimana caranya kita bisa mengolah limbah itu menjadi baik yang sesuai dengan SOP yang berlaku. Jadi tujuan utamanya adalah mencegah terjadinya penyebaran penyakit," ucap Dian, Rabu (13/08/2025) dalam acara dialog interaktif "Humas RSUD Jombang Menyapa".
Kemudian, sambung Dian, juga mencegah terjadinya antara kontaminasi terhadap lingkungan sekitar. "Jadi diharapkan di rumah sakit ini bisa tercipta lingkungan yang sehat, kualitas lingkungan yang baik, dan juga tidak terjadi penyebaran penyakit terhadap staff, pegawai, kemudian kepada pasien itu sendiri dan seluruh pengunjung rumah sakit. Maka dari itu dilakukannya pemilihan limbah padat sesuai jenis dan karakteristiknya agar lingkungan di rumah sakit juga aman, petugasnya aman, pasiennya aman, lingkungan sekitar masyarakatnya juga bersih, sehat dan aman," urainya.
Ia menambahkan, untuk pemilahan limbah padat ini sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu limbah padat medis atau limbah B3, dan ada limbah non-medis atau biasanya kita sebut limbah domestik atau umum atau non-LB3. Dan nanti kita ulas lagi, kalau limbah medis itu sendiri dibedakan menjadi empat dalam pemilahannya di ruangan.
"Yang pertama adalah limbah medis infeksius. Jadi itu adalah semua limbah yang terkontaminasi darah, komponen darah, dan cairan tubuh pasien. Itu dibuang atau dimasukkan di tempat sampah atau kresek warna kuning. Kemudian ada limbah Kimia Farmasi yaitu semua limbah yang terkontaminasi bahan kimia, sediaan farmasi, reagen dan bahan berbaya beracun lainnya, limbah tersebut dimasukkan ke kantong kresek berwarna coklat. Kemudian yang ketiga ada limbah benda tajam ini misalnya kalau di ruangan itu adalah sisa ampul," terangnya.
Sisa ampul punya potensi untuk pecah dan juga punya ujung yang tajam. Itu kita masukkan ke tempat sampah yang diberi nama safety box. Kemudian yang ketiga ini adalah khusus limbah jarum, itu dimasukkan ke tempat sampah yang bernama sharp container.
"Jadi dia berupa box kecil gitu, khusus untuk limbah jarum. Nah kenapa sih sama-sama medis tapi dibedakan empat-empatnya? Nah karena limbah medis ini punya bentuk yang berbeda beda seperti tadi ya. Ada yang muda pecah, ujung yang lancip. Kita buang ke tempat limbah seperti sharp container dan safety box itu adalah untuk menjamin keamanan dan keselamatan petugas dan pasien. Jadi bagaimana petugas di ruangan, terutama petugas pengambil limbah tidak terkontaminasi limbah medis misalnya tertusuk limbah jarum dan sebagainya," imbuhnya.
Nah, makanya itu kita buang ke tempat sampah medis yang bernama sharp container dan safety box itu. Yang sudah terjamin untuk safety-nya, dia tidak bisa menembus ke luar seperti itu.
Kemudian yang kedua itu adalah limba umum atau limbah non-medis atau domestik.
Nah, itu pun dibagi menjadi dua bagian lagi. Ada limbah umum organik dan limbah umum anorganik. Kita bahas untuk yang anorganik dulu mungkin ya.
“Anorganik itu contohnya adalah kemasan plastik, bungkus makanan, kemudian botol minum yang tidak bisa terurai itu dia masuk ke limbah anorganik. Itu pun untuk limbah anorganik botol kita juga sediakan keranjang khusus ya Mbak. Yang nantinya akan diambil oleh bank sampah Jombang," ungkapnya..
Selanjutnya adalah limbah umum organic. Nah ini yang sangat menarik ya karena kita olah menjadi inovasinya RSUD Jombang. Salah satunya yang pertama itu komposting. "Di Instalasi Sanitasi Lingkungan kita punya pengolahan komposting. Komposting itu kita ambil dari limbah bekas makanan kemudian kita jadikan kompost. Nah untuk hasil komposnya sendiri kita manfaatkan untuk pupuk organic di pertamanan seluruh rumah sakit. Selain komposting tadi, kita juga membuat pupuk cair Eco Enzim. Inovasi Eco Enzim itu dibikin dari sisa buah-buahan dan sayuran di instalasi gizi," jelasnya.
Untuk pengambilan limbah tersebut, dari petugas, dari troli, itu semua dibedakan antara medis dan non-medis. Untuk jamnya juga dibedakan. Kita juga membuat SOP di mana troli sampah itu jangan sampai dia berpapasan dengan linen bersih atau dari troli makanan.
Jadi kita atur jamnya, kita kolaborasi dengan instalasi Gizi. Sehingga ada terbuat kesesuaian SOP untuk pengambilannya. Untuk pengambilan sampah medis sendiri itu dilakukan pukul 06.00, pukul 12.00 dan pukul 18.00.
Untuk pengelola limbah di rumah sakit sendiri, kita mengacu pada standar regulasi nasional yakni PermenLHK nomor 6 tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasyankes.
Selanjutnya, limbah yang telah diangkut dan disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS LB3) akan dibawa oleh pihak ketiga pengolah limbah yang sudah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
“Kami juga melakukan pelaporan limbah padat medis baik offline di internal dan online baik harian maupun bulanan kepada kementerian lingkungan hidup melalui aplikasi SPEED secara rutin maupun ke Dinkes Provinsi Jawa Timur melalui aplikasi SIKELIM,” pungkasnya.