Dalam dunia birokrasi, rotasi jabatan adalah hal yang biasa. Seperti halnya yang terjadi di RSUD Jombang, pada Selasa (16/9/2025) siang di gedung Wahab Hasbullah. Ratusan pasang mata menyaksikan prosesi serah terima jabatan Direktur dan Wakil Direktur RSUD Jombang.

Nuansa kekeluargaan begitu terasa, seolah menunjukkan bahwa rumah sakit ini bukan hanya tempat kerja, tetapi juga ruang tumbuh bersama.
Pada hari itu, dr. Pudji Umbaran, M.KP resmi menjabat sebagai Direktur RSUD Jombang, menggantikan Dr. dr. Ma’murotus Sa’diyah, M.Kes. Sementara posisi Wakil Direktur Umum dan Keuangan kini diisi oleh Anang Sumoriono, S.Kep., Ns., M.Kes menggantikan Plt. sebelumnya, Kusairi, S.Kep., Ns., MM.

Di acara tersebut dr. Ma’murotus Sa’diyah atau yang akrab disapa Neng Eyik menyampaikan pesan kesanya, selama ia memimpin RSUD Jombang dalam kurun 2 tahun 9 bulan. “Saya yakin saya adalah orang yang paling banyak salah. Untuk itu, saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ujarnya.

Kalimat itu sederhana, tapi menyentuh banyak hati. Bukan karena pengakuannya, melainkan karena keberanian dan ketulusannya sebagai pemimpin.

Ia juga menegaskan pentingnya menjaga semangat kebersamaan, meski jabatan berganti.
“Mutasi itu hal biasa. Tapi persaudaraan, kerja sama, dan kesehatan itu yang harus terus kita jaga. Karena kita ini keluarga besar,” ungkapnya.

Kini, Neng Eyik mengemban tugas baru sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB PPPA) Kabupaten Jombang. Meski ruang tugasnya berubah, ia tetap membawa semangat pelayanan yang sama.

Sementara itu, dr. Pudji Umbaran bukanlah sosok baru di dunia birokrasi kesehatan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan komitmen untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dengan semangat kolaborasi lintas sektor. “Tujuan kita tetap sama. Menjadi satu kekuatan yang utuh untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jombang,” ujarnya.

Pengalamannya sebagai mantan Kepala Dinas DPPKB PPPA dan pernah menjabat Direktur RSUD Jombang sebelumnya membuatnya memahami pentingnya sinergi antara pelayanan kesehatan dan program pembangunan manusia, mulai dari aspek pengendalian penduduk hingga penguatan 1000 hari pertama kehidupan anak.

“Kita tidak hanya bicara tentang pelayanan medis saat mambantu bayi yang baru keliar dari rahim ibu. Tapi juga tentang kualitas hidup manusia sejak 1000 hari pertama. Rumah sakit punya peran besar di dalamnya, dan itu harus kita kawal bersama,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kepemimpinan bukanlah persoalan posisi, melainkan soal membangun tim yang saling percaya dan bergerak ke arah yang sama.

“Kita bentuk kerja tim yang solid. Kita satukan langkah, bukan hanya untuk mengejar target, tetapi untuk menghadirkan layanan kesehatan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkapnya.

dr. Pudji juga menggarisbawahi bahwa RSUD Jombang memiliki tanggung jawab besar karena telah menjadi harapan banyak orang. Harapan itu, menurutnya, hanya bisa dijawab dengan pelayanan yang profesional, responsif, dan berorientasi pada kebutuhan pasien.

“Bupati Jombang mencita-citakan RSUD ini sebagai ikon pelayanan kesehatan daerah. Itu bukan sekadar target itu kepercayaan yang harus kita jaga dan wujudkan bersama,” tutupnya.