RSUD Jombang sukses melakukan operasi penggantian sendi pinggul (hip replacement) terhadap Sukiban, 99, warga Desa Kedungjati, Kecamatan Kabuh.

Pasien degan gejala trauma fraktur intertrokanter kini bisa semringah lantaran bisa berdiri lagi. Operasi berjalan lancar dengan komunikasi intensif yang melibatkan tiga dokter spesialis ortopedi. 

Sinar matahari belum tinggi saat Sukiban, 99, duduk tenang di teras rumahnya di Desa Kedungjati, kecamatan Kabuh.

Dengan alat bantu jalan di sisi kanan, ia sesekali tersenyum menyambut tamu yang datang. Tak banyak yang tahu, pria sepuh ini baru saja melewati operasi besar: penggantian sendi pinggul.

Semua bermula dari insiden kecil yang nyaris fatal. Pada 21 Agustus 2025, Sukiban terpeleset di rumahnya.

Tulang pinggul kanannya patah. Ia sempat dirawat di RSUD Ploso, lalu dirujuk ke RSUD Jombang. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi pasien dalam keadaan baik, dengan laboratorium, paru, dan jantung normal meski usia sudah hampir 100 tahun.

”Dari pemeriksaan didapatkan fraktur pada pinggul kanan. Untuk itu dilakukan operasi penggantian sendi pinggul permanen.

Tindakan ini melibatkan tim ortopedi, dokter anestesi, penyakit dalam, dan jantung guna memastikan kesiapan pasien,” kata dr. Yvonne Sarah K. Bintaryo, Sp.BO.Fics, dokter spesialis ortopedi RSUD Jombang, Senin (1/9).

dr Yvone menyampaikan jika risiko operasi pada usia lanjut cukup tinggi, namun keluarga dan pasien menyetujui tindakan medis tersebut.

”Kami sampaikan risiko terburuk, tetapi kondisi umum pasien sangat mendukung sehingga operasi bisa dilakukan,” ujarnya.

Operasi 26 Agustus 2025 berjalan lancar tanpa hambatan, meskipun pasien sempat menjalani observasi ketat di HCU ( High Care Unit) selama 24 jam pertama.

Sukiban kemudian sadar dan esoknya semakin stabil. Ia kemudian diperbolehkan pulang pada 29 Agustus dan kini menjalani tahap pemulihan dengan menggunakan alat bantu jalan.

Meski demikian, dr Yvone mengimbau pasien harus patuh dan memperhatikan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan.

”Setelah operasi, pasien dilarang jongkok atau duduk di lantai. Untuk ibadah salat juga harus menggunakan kursi agar sendi buatan tetap aman,” jelas dr Yvonne.

Dia menyampaikan, RSUD Jombang menyatakan tindakan operasi ini menjadi bukti kesiapan fasilitas dan kompetensi dokter dalam menangani kasus ortopedi, termasuk pada pasien usia lanjut.

”Kami memiliki dokter spesialis berpengalaman ditambah alat yang memadai dan representatif,” tandasnya.

Direktur RSUD Jombang, Dr. dr. Ma’murotus Sa’diyah, M.Kes., mengapresiasi kinerja tim medis serta dukungan keluarga pasien.

Ia menegaskan RSUD Jombang terus berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk masyarakat, termasuk pada kasus-kasus dengan tingkat kesulitan tinggi.

”Operasi ini bukti bahwa RSUD Jombang siap dan mampu menangani pasien dengan risiko tinggi. Kami tidak hanya fokus pada tindakan medis, tapi juga memastikan pasien mendapat pelayanan yang maksimal, aman, dan nyaman.

Komitmen kami adalah menghadirkan layanan unggul bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

RSUD Jombang memiliki tiga dokter spesialis berpengalaman ortopedi: dr. Raden Taufan Mulyo Wibisono spesialis operasi persendian, Sp.OT., dr. Yvonne Sarah K. Bintaryo, Sp.BO.Fics spesialis operasi tulang belakang, dan dr. Juniarita Eva Santi, Sp.OTA spesialis Pediatri (anak) dan kelainan Congenital (kelainan sejak lahir)